My Personality Type
Berawal dari lewatnya sepintas pemikiran yang tiba-tiba mengganjal. Kemarin-kemarin aku mencoba praktik gimana caranya membersihkan sesuatu dalam jiwaku. Beneran ya, setelah aku menelaah pribadiku yang sudah di notice menjadi seorang INFJ. Semua yang aku baca terlalu creepy. So, why should I that have this personality ? Sebab semuanya tuh bener-bener nyiksa.
Aku ngga tahu rencana tuhan akan bagaimana memanage alur hidupku. Tapi setelah Allah SWT. menganugrahkan sifat INFJ kepadaku, aku selalu diberi petualang baru mengenai kepribadian orang lain. Anehnya INFJ yang ku punya lebih dominan ke the reader mind. So, kebanyakkan orang baru yang aku lihat spontan semua kepribadian mereka aku paham. Makanya disaat aku bersanding dengan orang yang kurang tepat aku pun akan merasa resah dan gundah.
Padahal kebanyakkan INFJ tuh lebih nyentuh ke sesuatu yang dianggap tidak nyata di mata manusia, seperti sixth sense. Dan mereka kebanyakkan bakal belajar dari makhluk yang "mereka lihat" lalu menelaah kehidupan "mereka" saat masih bernapas. Maka dari itu, orang yang kayak gitu tuh feelingnya besar dan intuisinya kuat sama "hal-hal" semacam itu.
Bedanya sama aku, aku lebih banyak belajar dari kepribadian maupun kehidupan manusia ataupun lingkungan sekitar. Dan aku kebanyakkan merasakan apa yang orang sedang gandrungi permasalahannya. Entah itu masalah sepele, besar, bahkan hatinya susah dan bahagia. Makanya aku sering banget sakit hati karena kebanyakkan yang aku baca orang-orang yang auranya negative. So, feeling dan intuisiku lebih ngarah ke pro di kehidupan nyata.
Disinilah semua kepribadianku yang pendiam, jarang ngobrol, bisa dibilang agak pasif, itu semua kayak sulit diubah. Sering banget aku nyalahin diri aku sendiri atas menjauhnya teman-temanku terhadap diriku. Terkadang pun karena aku tahu pemikiran mereka mengarah kemana aku suka menjudge mereka yang salah. Mungkin karena keoveran ku ini membaca semua itu, pemikiran negative itu menjadi bersandar bila terus melihat atau berdampingan saja dengan orang yang kurang tepat. Sebab itu aku merasa bipolar. Susah banget buat ngendaliin semuanya.
Teman-temanku yang beraura negative akan memandangku sebelah mata. Aku dikira ansoslah, seperti orang linglunglah, suka melamunlah, anehlah, dan gak tahu apa lagi. Hei guys, for your information. Kalau aku lagi melamun itu malah aku lagi sadar-sadarnya dan fresh merespon sikap-sikap kalian yang lagi aku baca. Please ya aku tuh tahu kalian belum kenal sama aku. Kalian kira aku yang suka diam atau marah ngga jelas tuh karena aku cemburu sama kalian yang kurang peduli sama aku. Asli kalian salah besar. Sebenarnya aku sedang menetralisir sikap kalian yang bosan sama tingkah lakuku. Dan aku tahu kalian anggap akunya yang kurang komunikasi dan kalau kalian yang baru kenal sama aku lalu tiba-tiba menjauh, berarti kalian anggap aku ngga asik. Please ya guys aku ngga banget minta perhatian kalian. Cuman sikap santun dan menghargai orang lain layaknya tingkah laku kalian ke aku tuh ngaruh banget. Jadi kalian suka salah kira aku yang sukanya menganggap semua masalah sepele yang diseriuskan membuat kalian berasumsi aku yang kurang santai dengan hal-hal konyol. Oke fine, hanya 30% yang anggap aku orang waras. So, i don't care!
Yang pasti dari pribadi ini aku jadi banyak belajar. Selalu menjaga attitude diri sendiri dan rahasia orang lain. Aku jadi punya banyak revisi menjalani hidup yang lebih baik lagi kedepannya. Menemukan orang yang setia bertukar keluh kesah itu sulit bagiku. Apalagi menentang orang yang suka sekali dengan konflik. Jika ku temukan orang yang mau menerimaku apa adanya artinya mereka tahu bahwa aku anak yang normal dan tidak meganggapku anak yang gila. Itu artinya kalianlah orang yang terpilih kujadikan teman dengan sifat yang kuyakini dan mungkin akan mau menerimaku yang dianggap aneh oleh orang lain. Terima kasih yang sudah sadar akan sikapku yang sebenarnya normal. Kalian orang yang baik di mataku.
Komentar
just act normal. So, dibikin bodoamat aja sm yg sk ngehindar dr kita.