Suasana Markas Binaragawan
Fyi, pertama kali aku main fitnes itu kelas sembilan SMP. Percaya atau nggak, awalnya aku diajak cuma-cuma sama teman kelas. Dia bilang ingin coba-coba, katanya si karena tempat fitnes itu dekat dengan rumahnya. Tak pikir lama aku mau ajalah main ke tempat fitnes sama temanku. Pas pertama masuk kan ditanya tuh sama pemiliknya katanya sudah pernah kesini sebelumnya, lalu aku jawab belum pernah. Nah di tempat fitnes ini tuh pemiliknya langsung ngarahin khusus buat orang yang baru pertama kali main. Terus diajarinlah aku sama teman-temanku gimana cara mainnya.
Pertama, aku dan kawanku harus pemanasan dengan bersepeda dulu selama 5 menit. Setelah itu baru kita latihan main segala alatnya. Awal kita latihan dipandu oleh pemiliknya. Pemiliknya tuh asyik banget. Makanya semenjak iseng main ke tempat gym itu malah aku jadi ketagihan. Lama kelamaan karena aku sering ke tempat fitnes, pelatihnya jadi paham sama aku. Kalau aku datang sukanya diajak ngobrol segala macam. Dari cerita tentang sekolah lah, efeknya ngegym lah, cerita masa lalunya lah, sampai cerita ibu-ibu yang aku iyain aja. Cuman yang kurang aku suka kalau sedang nyaman-nyamannya main tiba-tiba ada orang lain dateng. Soalnya tempatnya jadi rame dan sulit buat main segala alat secara bebas. Sedangkan alatnya tuh terbatas. Apalagi kalau yang datang bapak-bapak. Eh! Gimana gitu ya main bareng sama bapak-bapak.
Sering banget aku menjumpai beberapa hal yang sama di tempat gym kalau main bareng bapak-bapak. Biasanya aku lagi asyik-asyiknya tuh main segala alat. Bapak-bapak ini sukanya datang dengan waktu yang kurang tepat. Disapalah bapak-bapak itu oleh sang pemilik tempat fitnes, lalu beranjaklah ia bermain. Nah saat-saat inilah yang aku kurang nyaman. Why ? Petama main mereka akan memindahkan beban yang terberat. Dengan staylishnya menggunakan tengtop dan sepatu sport membuat gaya mereka keliatan maco, hahaha. Kebiasaan bapak-bapak kalau lagi main suara pernafasannya tuh gede banget. Aku yang dengar kan jadi agak ilfil dan nggak enak. Suaranya tuh buat nggak nyaman banget di telinga dan aku jadi nggak fokus pula. Kalau sudah kayak gini teman-temanku malah cekikikan. Setelah itu, bapak-bapak akan berhenti sejenak dan memandang lurus ke kaca dengan membaguskan dan bergaya seperti layaknya binaragawan profesional. Ciri khasnya sih menekukkan lengan ke atas dan ke bawah. Sikap inilah yang juga membuatku ikut tertawa geli bersama teman-temanku.
Lain lagi kalau yang datang laki-laki sekitar umur 19-20 th-nan. Mereka mainnya tenang sambil headset-an. Tapi ya gitu, tiba-tiba aja ngluarin suara pernafasan yang gede juga. Pernah waktu itu aku baru datang sama temenku, pasti awal main kan pemanasan dulu dengan sepedaan. Nah pas sepedaan, sebelah temenku tuh laki-laki kelihatannya sih sekitar umur 20 th-nan. Pertama kita sepedaan bareng sih tenang-tenang aja, tapi kok lama-lama suara nafasnya makin gede. Ku liriklah temenku itu, dia pun nengok ke aku. Kami langsung nahan tawa sebisa mungkin. Coba dong kalian para cewek bayangin di posisi itu. Seganteng apa pun cowok yang lagi main gym, kalau ngluarin suara pernafasan yang gede menurutku ya tetep ngga enak aja dengarnya dan buat ngga nyaman. Udah suasana tempatnya itu diringi musik yang identik dengan aerobik yang bunyinya jez, gejez, gejez, gejez, gejez, semacam DJ. Jadi menyeimbangkan gerakan goesan saat bersepeda. Belum lagi posisi sepedaan itu depannya punggung loker yang ditempeli brosur perlombaan binaragawan. Ada gambar model binaragawannya pula yang hanya mengenakan celana pendek dengan gayanya yang menekuk tangan kananya ke atas dan tangan kirinya ditekuk ke pinggang. Serasa sedang memberi semangat kepada para kontestan yang ingin mengikuti kompetisi itu. Lama-lama aku jadi geli karena selama sepedaan pemandangannya pasti tempelan brosur itu saja. Antara menjaga pernafasan saat main aku juga beristighfar.
But anyway, aku paling suka kalau main gym bareng sama orang yang udah kebentuk badannya. Karena mereka suka care sama aku dan kawanku yang mainnya masih cuma-cuma. Di tempat gym pun etika mereka cukup sopan. Jadi aku bisa agak bebas main segala alat. Pelatih gym ku pernah ngobrol, ada beberapa cewek yang main ke tempat fitnesnya yang rata-rata badannya jadi ideal. Kebanyakkan mereka sebelumnya have a body fat yang bisa nurunin berat badan berlipat-lipat dan kalau dilihat dari badannya yang udah ideal aku agak ngga percaya. Ada yang cerita katanya mereka pernah pake baju yang ukuran xxl. Kaget dong aku dengernya. Yang benar saja ? Kok bisa sekarang sampai sekecil itu badannya ? Kalau ditanya adakah perasaan iri pada diriku ? Aku sama sekali nggak ada niatan ngecilin badan yang sama apalagi sampai ngelakuin over diet yang menurutku malah itu justru merusak. Kalau aku melihat orang yang berbadan bagus malahan aku ikut senang. Begitu sehatnya badan yang dimiliki seorang itu. Kalau mereka pun berusaha untuk mengidealkan badan dengan niat untuk kesehatan kenapa aku nggak ngikutin hal yang sama kalau melakukan kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk kesehatan justru memberikan kita bonus yang tidak kita sangka-sangka yaitu lemak berkurang.
Suasana di tempat fitnes itu menyalurkan sinyal semangatku untuk menjaga tubuh sebaik-baiknya. Orang yang sudah berpengalaman terutama pelatih gym ku memberikanku motivasi kalau gym bukan hanya sekedar menurunkan berat badan atau membuat otot lengan membesar. Tapi dari gym kita dapat membentuk tubuh kita dan memanage-nya dalam menjaga pola hidup yang sehat. Jadi sekarang aku paham sepaham-pahamnya kenapa tempat fitnes itu ramai sama orang yang kekar badannya. Ya karena mereka ingin hidup sehat, dan yang jelas nggak peduli sekeras suara nafas mereka yang kudengar akan mempengaruhi pengunjung yang lain. Semakin kesini aku pun jadi terbiasa. Namanya juga tempat umum, maklum lah.
Komentar