Buat apa ?

Alhamdulillah hirobbil'alamin(a)..
Kesekian waktu yang sudah berlalu syukur aku bisa menulis lagi dan lagi apa pun yang berbulan-bulan sebelumnya sudah mau aku tuangin tapi sampai sekarang lupa semua dan malah ketunda. Huh!

Dari detik-detik menjelang ujian sekolah yang akhirnya ditiadakan sampai detik ini aku masih tetap bisa berlakon santai macam panda. Semenjak itu pula waktuku sudah banyak sekali luangnya dan inilah yang kunanti. Me time! Keberkahan ini datang semasa aku mau ujian dan libur sebab covid. Banyak banget pelajaran bahkan ujian sebenarnya yang membuat aku tertagih buat konsis di waktu luangku yang banyak ini. Aku jadi mikir balik, selama usiaku di delapan belas tahun kebelakang faedah hidup apa sih yang sudah aku dapat dan dapat aku kasih ke orang tua ? Paling nggak berbakti lah ya sama mereka. Tapi kayaknya aku berbakti pun itu belum spesial. Belum murni atau aku sih ngerasanya sudah baik banget nih sama mereka tapi nyatanya itu belum seberapa. Pastinya hati ini sudah sadar, yang dulu berlaku buruk semua itu dijadikan obat agar di waktu kemudian bisa lebih dewasa.

Banyak sekali part hidup di delapan belas tahun kebelakang yang aku pertanyakan. Dari mulai berubahnya kepribadianku, sosialku, organisasiku, yang nyatanya aku ya nggak terkenal-terkenal amat di bumi ini. Hingga aku tahu sendiri progres kenapa aku bisa berubah. Semua itu dasarnya ada di pola pikir dan perasaan yang aku bangun sendiri. Belajar dari waktu yang terus bertambah deh, waktu sebelumnya hanya bisa dipasrahkan ke Allah swt. apakah akan dinilai sebagai amal yang bermanfaat atau merugi. Poinnya ada di masa lalu yang pastinya nggak bisa ditapaki lagi, tapi anganya bisa kita luruskan kembali. Dan usaha untuk memperbaikinya nggak akan buntu, Allah punya banyak sekali pintu agar kita bisa berhasil. Ya kan ?

"Kebiasaan seorang remaja dan hal-hal yang melekat di masa sekolah ialah lingkungannya. Entah pola etis yang dilakukan diri sendiri atau kawan sederajat semua itu berujung pada diri kita sendiri."

Sampai keinget, oh.. ternyata dulu aku seperti itu. Punya watak yang masih labil tapi sok tahu. Kalau di bayangkan lagi memang sih konyol. Padahal sudah berpengalaman menjadi kakak kelas tertua dan belajar materi menengah keatas. Rasanya sudah makin gede ni jiwa. Namun diri ini tidak sadar, dikiranya memang sudah benar eh aslinya malah zonk. Kayak nipu diri sendiri banget nggak sih ? Niatnya ngomongin orang eh malah kejebak ocehan sendiri. Malu kan ?

Ya.. itu lampau. Lampau yang dijadikan dorongan. Sepatutnya tak usah dirasa merugi atau percuma. Walau sekarang sampai mikir, dulu buat apa ngelakuin kayak gitu ? Kenapa juga aku terlalu begini lah, lih, luh, dah. Sekarang bumi sudah semakin menua, tidak ada waktu lagi untuk kita rewind masa lalu yang dianggap kurang asik. Buat apa buang waktu kalau sampai sekarang pun kita masih stay kayak waktu dulu ? Kasihan diri sendiri. Selayaknya kita tuntun diri ini supaya bisa berkembang. Rubahlah yang semestinya harus dirombak. Soalnya kita tidak tahu mati itu datang kapan dan dunia akan berakhir kapan. Jika waktu kita setelah ini habis, lalu amalan apa yang akan dibawa ketika berjumpa malaikat izroil kelak ? Jika bertemu Allah apa yang akan kita persembahkan kepadanya ? Inilah yang mesti dipikirkan kemudian. Mumpung masih diberi barokah waktu layanilah setiap detik kita dengan benar-benar baik. 

Belajar dari apa pun memang menjadi suatu hal yang istimewa. Menjadi tambah senang karena bisa flashback sekaligus introspeksi lebih dalam juga. Sebab psikis itu kan mudah sekali terombang sedangkan jiwa kita ini maunya ya apa yang dirasa tuh dikabulin deh. Padahal Allah maha tahu yang paling baik untuk diri kita sendiri itu modelnya seperti apa~

Komentar

Postingan Populer