Hujan Di Akhir November

 


   Aku tidak seperti kebanyakan orang. Yang sebagian menyatakan suka memandangi hujan dan suka bau tanah seusai hujan. Banyak yang kupikirkan saat hujan turun. Namun bukan hal yang romantis bahkan rindu. Bukan juga kesepian yang membuatku termenung ataupun depresi yang menghantui. Tetapi, aku lebih banyak berimajinasi. Terkadang orang-orang membicarakan hujan tentang hawanya yang membawa kenyamanan. Ya, aku juga setuju dengan hal itu. Tapi, aku lebih suka pada langit yang tetap bersih kala hujan turun. Ia sungguh misterius bila ditelisik dari mana turunnya hujan. Kata orang-orang hujan turun melaluinya. Padahal jika kutengok ke atas, aku tak melihat sedikit pun hujan yang lewat dari sana. Ia turun seperti siraman air yang di saring. Saringan samar yang membuka lubangnya saat hujan ingin berjatuhan. 

    Suara gemerciknya membuat otakku terangkai rapi menyautkan satu demi satu memoriku. Banyak kenangan yang mestinya tak kupikirkan kembali. Berandai untuk terjun kedalamnya juga tak mungkin. Aku mulai merasakan hidup yang monoton. Tapi perasaan itu mengungkapkan pada jiwa seseorang yang tak tau rasa syukur. Aku bingung pada diriku sendiri. Seolah-olah hanya berlagak pada cermin yang selalu bungkam. Sangat melejarkan. Roda kehidupan yang awalnya tak kupercaya kini aku yakini. Ia benar-benar berada di posisi ambang batas sadar. Aku merasakan kehidupan yang sebelumnya tak pernah kupikirkan. Namun, rasa takut di dalamnya pasti ada dan itu terjadi selaras dengan sugesti. Aku hanya menyunggingkan sedikit garis senyumku, dan menilai bahwa apa yang ku alami saat ini adalah bagian dari tantangan. Mungkin di hari nanti aku akan mendapatkan kehidupanku yang semula. Yang sebenarnya sesuai dan pantas dengan diriku. Kini aku sudah paham dan terbiasa dengan lika-liku. Menjajalkan diri pada gaya hidup orang lain. Bisa jadi ini ajaran Tuhan melalui perantara jalan kehidupan. Sinyalnya melatihku tuk siap lanjut ke permainan berikutnya. Itu sangat menarik, sebab aku tak tau tantangan selanjutnya lebih mengerikan atau makin seru. 

    Air hujan di akhir November tahun ini berbeda dari hujan biasanya. Awan abu yang bergeser perlahan menyipitkan mataku saat mengimajinasikannya. Apa hujan di bulan ini ingin menyampaikan pesan penting untukku ? Atau untuk semua makhluk di bawahnya yang sedang fokus pada mainannya masing-masing ? Kehadirannya telah membuat aura negatif dalam dada manusia. Kami mulai takut pada kabut dan angin yang berhembus di tengah keheningan. Apa yang menarikmu untuk berontak ? Mewakilkan diri pada guntur. Melepaskan angan di akhir setiap bulan. Tandamu membawa kabar bahwa hari esok akan berubah menjadi lebih baik. Tapi faktamu menyatakan hanya sementara waktu. Apakah tandamu adalah pesan terbersit Tuhan ? Yang mesti kucari di tengah ramainya hujan ? Kau dikirimkan Tuhan untuk menguji makhluk yang ada di tanah bumi. Memberi kesadaran pada kesalahan setiap manusia yang belum sadar. Huh.. Tuhan memang istimewa, hal sekecil yang ia buat khusus untuk makhluknya adalah kebaikan yang terindah untuk mereka. November adalah bulan yang masih nampak saat ini. Kuharap sama di tahun yang akan datang. Akhir di bulan November adalah pembuka menjelang akhir tahun. Di bulan ini semua orang mulai menggoreskan penanya dalam diary. Mereka menuliskan hal terindah pada lembaran baru untuk waktu yang sementara. Semoga Tuhan masih memberikan lahan untukku membenahi diri di singkatnya hari-hari akhir November ini. Don't forget always smile :)

Komentar

Bii_lankar mengatakan…
MasyaAllah syahdu bgt kata"nya😍
Ridhaction.blogspot.com mengatakan…
Alhamdulillah, yg punya hujan adl sang maha syahdu..

Postingan Populer