Mukim 10 hari di Bayt Al-Qur'an

 




Ingin sedikit mengulas perjalanan PPL kemarin di Bayt Al-Qur'an. Aku tidak tahu harus memulainya darimana, karena semua momen indah disana serasa bertabrakan untuk didahulukan. Seperti ngga ada akhirnya kalau dikenang. 


Yang paling diingat, kemarin itu berangkat pas hari Ahad, 8 Januari 2023. Awalnya aku agak siap ngga siap untuk PPL karena lagi betah dipondok. Tapi mau ngga mau, karena waktunya udah tiba tentu aku harus berangkat. Eh ternyata, sampai disana malah kerasan, ngga pengen pulang, pengen disana setahuuuunnn.. wkwkwk. 


Jadi, hari pertama itu masih santai. Disana kami melakukan pembukaan kegiatan PPL sekaligus penyerahan peserta dari kampus ke BQ. Aku baru tahu setelah penyerahan itu kan ada fasilitator alias orang yang membimbing kami selama pembelajaran di PPL. Fyi, PPL di prodi ku itu beda dari PPL di prodi lain. Karena jurusannya lebih kepenelitian, jadi kami ditekankan dalam hal gimana pentingnya menulis dan taktiknya menulis cepat, paham, lugas tanpa bingung mengarah kemana. Dan dipenelitian itu outputnya ya tentu dengan keahlian menulis itu. Jadi, ngga cuman tahu gimana caranya mengoperasikan apa yang udah didapet tapi menghasilkan karya melaluinya, keren kan ? Padahal bisa dibilang PPL kami itu termasuk singkat, cuman 10 hari dan itupun aku lihat-lihat malah banyak waktu main-main dari pada PPL murninya. Tapi di waktu yang terbilang sebentar itu, fasilitator kami justru serius kalau sedang mendampingi dan membimbing kami saat belajar menulis. 


Hampir dominan, kegiatan PPL selama di BQ itu seperti kuliah biasa. Dengan diisi pemateri dari kebanyakan dosen besar dari UIN Syarif Hidayatullah dan sebagian asatidz pondok pesantren Bayt Al-Qur'an sendiri. Mereka orang-orang hebat yang memiliki ilmu luas dan wawasannya yang super melimpah. Yahh walaupun sepanjang seharian aku awal-awal masih adaptasi karena masih kebayang betahnya dipondok, hehe. Tapi dalam hati selalu aku niatkan dimanapun aku berjalan, melangkah itu tujuan utamanya untuk Allah. Lebih tepatnya yang aku lakukan karena ibadah ke Allah. Ngga lain ngga bukan, itu aku lakukan dan terpatri di hati dari aku latihan kerasan dipondok jadi mengakar kalau aku berangkat kuliah. Biar semangat terus ngga males dan menganggap apa yang aku lakukan adalah bermanfaat dunia akhirat. 


Pokoknya hari pertama sampai kelima itu full materi, materi, dan materi. Persis banget kayak kuliah.. tapi ya seneng karena pematerinya juga ngga ngebosenin. Kami diajak review materi yang sudah kami pelajari sebelumnya terkait Asbabun Nuzul, Khas wal 'Am, Ilmu Qiraat, dan baaaanyak lagi. Lupa soalnya, hehehe.. materi yang disampaikan itu justru semakin menambah pemahaman lagi dari yang sebelumnya lupa jadi ingat. Bahkan kalau aku pribadi makin tertarik untuk mendalami ilmu-ilmu itu setelah aku lulus. 


Selain itu, fasilitator dan pembimbing kami, (sebenarnya aku ngga suka nyebut mereka ini fasilitator karena kayak kasarannya alat bagi mahasiswa memahami dunia penelitian) soalnya mereka juga ngga kalah pengalaman dan ilmu yang banyak juga selain fokus membimbing kami selama menulis. Apalagi mereka itu full selama 10 hari menemani kami dengan kemurahan hatinya, merangkul kami dengan perasaan sabar yang luuuuuar biasa! Mereka justru memberikan kami banyak effort untuk kedepannya setelah PPL ini mau bagaimana. Ditambah sama pak Agus juga sering banget nyediain snack pas break di siang hari dikala seharian materi. Wuu.. senangnya bukan main. Kalau sudah diberitahu untuk ngambil satu-satu pasti semuanya langsung berebut kebelakang, hahaha.

Sedikit dikisahkan berbagai prestasi para pembimbing kami dan itu menjadi motivasi bagi kami dalam mengisi baterai semangat. Disitu aku juga kian hari tumbuh rasa cinta sama BQ, dan tambah semangat lagi tentunya. Aku makin betah disana karena kualitas dari progam PPL yang dilakukan sangat bagus. Dengan waktu yang sedikit untuk kami emban dalam belajar mendalami Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, tapi kami sudah ada gambaran dan bekal yang akan dibawa ketika kembali ke Purwokerto. Hal ini justru menjadi peluru bagi kami untuk kami naik ke level selanjutnya didunia perkuliahan. Dan itu sesuai. Sangat sesuai. Wawasan kami lebih terbuka karena tuntunan mereka dalam mengarahkan kami atas kebimbangan kami sebelumnya menjadi lebih terbuka jelas. Ini adalah proses singkat yang super duper asiq, nyenengin, bahkan tidak banyak menyia-nyiakan waktu. Makanya ini sangat bermanfaat.


Apalagi kami juga diberi bonus edukasi jalan-jalan mengunjungi National Library of the Republic of Indonesia. Wow! Thats place it's amazing! Disana aku sangat takjub karena diajak menjelajah ribuan buku. Kalau sudah ditempat yang penuh dengan buku, otakku itu melambung. Ingin rasanya menetap ditempat itu dan membaca buku disana berhari-hari untuk mengganjal perut, wkwkwk. Sebab, buku-buku yang tarpajang dirak buku yang begitu banyak seperti harta karun bagiku. Membacanya satu saja itu belum cukup. Sekali masuk kesana dan melihat buku terpampang rapi, aku seperti melihat mangsa. Tentu targetku harus menyelesaikan satu buku sampai aku haus untuk baca ke buku yang lain. Ngga cuman itu, disana juga rame banget, mungkin dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia lagi main ke sana. Karena diperpusnas itu awal kita masuk saja sudah disuguhi LCD besar yang menancap di gedung, bangunannya yang kharismatik dan mewah, adapula aneka pajangan buku di kotak kaca layaknya museum, lukisan-lukisan, rak buku yang menjulang tinggi, ahh banyak deh sampe tertegun menatapnya. 


Terus, pas aku dan teman-teman yang lain menuju ke ruangan tempat peminjaman buku. Masha Allah.. makin heran aku dilihatnya. Tempatnya yang friendly, recommended, dan bikin fokus tempatnya. Bisa-bisa cepet selesai kalau buat ngerjain nulis skripsi, wkwkwk. Aku itu ke lantai 21, dari atas kelihatan keindahan Jakarta dan aku bisa lihat tugu Monas langsung dari sana. Wow, Masha Allah..


Terus, terus.. sorenya kami diajak nongkrong di bundaran HI ikut merasakan suasana sorenya di kota Jakarta. Aku bersyukur karena disana bisa merasakan langsung, melihat hiruk pikuk kota metropolitan itu. Penuh suka, penuh haru, dan bahagia yang melimpah. Dengan senja yang menawan, dan suara-suara kendaraan yang saut-sautan didepan mata. Tentu membuat hati tersenyum melukiskan keindahan ibukota yang penuh keberagaman. Aku jadi belajar lagi disini, bahwa selama apa yang aku lihat masih berjalan artinya kehidupan dunia ini belum usai. Jika aku bisa menulis satu cita lagi, aku ingin berkontribusi dikota besar ini. Entah dari tulisanku atau ilmu yang sudah aku pelajari selama ini. Itu yang aku punya. Kalaupun yang lain, aku ikut saja ke Allah, intinya semua itu yang terbaik, aamiin..


~*~


Next, dihari berikutnya kami diajak jalan lagi keeee... PSQ! Yeaaaay.. inilah tujuan utama PPL kami. Yayasan Lentera Hati (Pusat Studi Al-Qur'an). Yayasan ini adalah tempat belajar milik beliau Prof. M. Quraish Shihab, mufassir ternama di Indonesia. Jarang bagi sebagian orang bahkan untuk aku yang pertama kali kesini untuk menengok langsung pusatnya studi Al-Qur'an. Karena first experience-ku ketika masuk kesana, tempatnya itu sangat hangat, klasik, dan terlihat begitu religi konsepnya. Disana yang paling berkesan bagiku adalah didapatinya koleksi kitab-kitab tafsir dari zaman klasik sampai kontemporer yang lengkap. Awalnya kupikir PSQ itu kayak tempat penelitian khusus untuk para peneliti Al-Qur'an, jadi bayanganku disana itu tempatnya gede banyak alat-alat tulis kuno yang buat belajar para mufassir-mufassir yang ada di Indonesia dan bakal praktik menafsirkan Al-Qur'an secara langsung. Tapi saat disana aku melihat PSQ itu seperti museum atau sumbernya mencari referensi kitab-kitab yang berhubungan dengan Al-Qur'an. Ya emang disana bisa dibilang untuk pegangan kitab-kitab tafsir hampir ada semua. 


Selama disana kami diberi kegiatan seperti kuliah biasa. Yakni materi kurang lebih satu jam, bersama beliau guru besar Prof. Zayyadi. Materi itu dilakukan tidak seperti biasanya karena ini dikerjakan bersama teman satu kelompok. Menariknya, karena di PSQ itu seperti perpustakaan rasa museum jadi aku itu gatel pengen baca, amatin bukunya satu-satu. Jadi ya aku cuman bisa lihat-lihat koleksinya aja dan belum sempet baca satu buku yang menarik. Pokoknya asik bangetlah. 


Belum habis cerita di PSQ, disana kami sampai sore. Nyorenya nongkrong didepan PSQ sambil makan jajan yang kami beli dipinggiran jalan. Ada tahu krispi, pop ice, batagor, bakso, dll. Menikmati sorenya jalanan diarea PSQ yang berhadapan langsung dengan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah fakultas kedokteran. Wah, indah banget momen itu. Dan yang paling seru lagi adalah, transportasi kami dari kemarin kalau menuju ke tempat jalan-jalan pasti naik angkot. Yang kalau naik angkot itu udah kayak naik kora-kora, ngga tanggung-tanggung abang sopirnya. Saking pro-nya nyetir kebut-kebutan, wkkwkw, tapi seru sih. Itu yang paling diinget.


~*~


Terus Alhamdulillah ketemu dihari Minggu yang agendanya free. Di hari itu kami disuguhi arena asik lagi buat jalan-jalan. Yaitu CFD (Care Free Day). Hampir setahun selama di pondok dan perpulangan dirumah tahun lalu itu aku belum sempet jalan-jalan di CFD lagi. Dan CFD kembali ya kemarin itu pas di BQ. Wah, asiknya parah. Banyak banget aneka jualan yang aku jumpain sampai melelehkan mata. Rasa penat aku selama setahun muter-muter di pondok dan kampus aja sedikit terobati. Kayak baru menemukan pintu yang selama ini aku cari, hehey. CFD disana itu menyajikan ragam kuliner yang jarang ditemui kayak di daerah Jawa. Ada nasi kebuli, zuppa soup, aneka es, yang harganya mulai dari 10 sampai diatas 15 ribu. Banyak banget deh aneka kulinernya, aku pun sampai bingung mau beli apa karena kelihatannya enak-enak semua. Hehe..


Ohya, sebelumnya kami juga sudah diajak tour lingkungan BQ di hari pertama PPL. Beliau bapak Agus pendamping PPL kami juga suka ngasih ijin untuk yang pengen jalan-jalan keluar lingkungan BQ, biar ngga jenuh mungkin. Tapi karena aku terlalu betah kali ya cuman di dalem area PPL aja, bangkit kalau jamaah, kuliah, sama makan, atau pas ke wisata edukasinya aja wkwkwk. Padahal disekitar sana, atau lebih dikenal dengan Southcity. Cukup strategis juga karena dekat dengan minimarket, pom bensin, dan recommended untuk yang suka belajar dengan suasana alam yang sejuk di tengah rupeknya kota. Apalagi ada "Halaman Tujuh" taman mini didekat lingkungan BQ. Adem dan nyaman banget deh kalau sudah disana.


~*~


H-1 penutupan kami bener-bener ngga kebayang kalau besoknya udah jadi hari terakhir kami di BQ. Karena saking sayangnya kami sama suasana, tempat, dan semua kegiatan yang kami jalani selama ini. H-1 itu kami diajak jalan lagi ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Disana juga ngga kalah seru. Kami berkunjung ke museum Istiqlal, Bayt Al-Qur'an atau lebih dikenal Lajnah Al-Qur'an. Dimana tempat itu satu wilayah dengan TMII. 


Sebelum masuk ke TMII, kami masuk ke museum Istiqlal dulu. Disana kami lihat-lihat sejarah Al-Qur'an dari awal mula munculnya di Indonesia hingga pencetakan Al-Qur'an dalam bentuk mushaf Usmani yang kita nikmati saat ini. Disana kami diceritakan dari awal sampai akhir oleh guide tour museumnya, dan tak lupa juga untuk foto-foto cantik, hehe. Seneng banget bisa lihat langsung Al-Qur'an super jumbo yang ditulis oleh santri Wonosobo sampe Qur'an yang paling kecil sekecil cincin. Yang kalau lihat Qur'an kecil itu harus pakai lup baru bisa dibaca. Disana juga lihat langsung miniatur masjid Istiqlal dan yang lainnya, barang-barang lampau peninggalan ulama Muslim dulu dan aneka pajangan bertemakan toleransi. Wah elok banget mata ini memandang. Otak ini berasa enjoy setelah menangkapnya karena belajarnya dibuktikan langsung didepan mata. Jadi apa yang selama ini dipelajari udah ngga ngawang-ngawang lagi. That's wonderful!


Setelah dari sana, kami langsung masuk ke TMII. Kukira di TMII itu banyak banget wahana permainan kayak di WBL (Wisata Bahari Lamongan). Ternyata lebih banyak bangunan-bangunan yang beragam dengan corak rumah adat se-Nusantara. Dari Sabang sampai Merauke rumah adat itu terbangun nyata disana. Diantara rumah adat itu ada sebuah danau buatan yang ditengah-tengahnya terdapat peta negara Indonesia dan itu bisa dilihat dari atas menggunakan drone atau pas lagi di pesawat. Momen yang paling seru itu ketika kami naik sekuter mengelilingi tempat yang luas menjelajah TMII. Ngga kebayang kalau jalan kaki capeknya kayak gimana karena saking luasnya kalau pingin keliling daerah TMII. Ah seru, seruuuu banget pokoknya. 


Di TMII kami sampai sore dan pulangnya ngga pake angkot kayak sebelumnya, tapi harus pesen gojek. Jarak ke BQ lumayan juga jadi pas dijalan akupun sempet ketiduran. Pas sampe BQ rasanya cukup penat, pegel juga karena duduk di mobil agak lama. Itu karena dijalanan Jakarta ngga terlepas sama macet dan waktu-waktu pulang kerja. Padat. Tapi, ketika aku terbangun sejenak, melihat pemandangan Jakarta yang begitu menenangkan. Aku rasa disini adalah tempat yang aku sukai. Tempat baru yang aku masih penasaran pengen jelajah lebih jauh, lebih lama, dan pengen menjadi bagian didalamnya. Ya entah kalau ini dicentang ijo sama Allah artinya suatu saat akan bisa menempuh hidup disana atau untuk belajar lagi. Qadarullah, hehe.. aku ikut Allah aja mau gimana.


~*~


So pasti, perjalanan selama PPL itu bukanlah kegiatan PPL biasa yang harus aku ikuti untuk memenuhi syarat belajar kesemester selanjutnya selama di kuliah. PPL kali ini aku ngalaminnya lebih kepada belajar. Ya, tetap belajar. Karena tupoksi PPL disana itu udah bener-bener kehandle dan jadwalnya tertata banget. Ditambah target-target guru dalam mengajar kami setiap malam, selalu nge-push untuk kami selesaikan tugas-tugas secara ngga langsung aku pribadi ya jadi gerak cepat dalam belajar menulis gitu. Mereka tidak memaksa kami harus bisa dan menguasai apa yang ditargetkan kampus dari PPL. Tapi lebih kepada memberikan rumus dengan cara terbaik yang sudah dipersiapkan untuk kami tata dikemudian hari. Karena se-elegan itu mereka mengajarkan kami, cekatan-santai tapi serius. Ini yang bikin asik. Aku pribadi malah jadi ketagihan belajar karena model belajarnya aja ngga memaksakan kami yang saya tangkapnya mesti pelan-pelan. 


Seperti di awal aku bener-bener ngga ada bayangan mau nulis apa, ngusulin judul buat skripsi tentang apa, dan masih lemah untuk nyeritain hal yang menarik lah untuk aku angkat di skripsiku nantinya. Tapi setiap waktu aku selalu berharap ke Allah untuk beri semangat dan petunjuk biar belajar aku disana ngga sia-sia. Sampai ditengah jalan dengan sendirinya otak cemerlangku datang untuk menulis, merangkai semua yang harus aku selesaikan dari tugas-tugas yang ada. Alhasil aku bisa nyelesein sebelum kegiatan PPL selesai. Itu menjadi reward yang bagiku aku sendiri merasa bangga karena bisa nyelesein tugas yang kupikir ngga bakal aku bisa selesein. Itu semua kembali lagi karena munajabnya Allah tadi. Makin yakin, makin semangat, dan makin sumringah dong untuk melanjutkan kegiatan menulis.


Lari dari hal tersebut, program PPL dari BQ itu yang memberikan jatah waktu di kampus kami selama 10 hari mengarahkan dan menargetkan apa yang kami butuhkan. Semua yang mereka ajarkan kepada kami sesuai dengan apa yang kami cari. Dari materi-materi yang disampaikan oleh dosen-dosen besar dari UIN Syarif Hidayatullah seperti Prof. Yunan Yusuf seorang mufassir juga, trus ada Prof. Amin Suma, Dr. Syarif Hidayatullah, Prof. Zayyadi, Ibu Rafiah, dan banyak lagi. Trus ada juga alumni dari pondok pesantren BQ yang super hebat yaitu Usth. Firda dan Ust. Oki, hehehe. Wah pokoknya ngga nyangka banget bakal ketemu mereka-mereka ini dan belajar langsung dari ilmu yang sama dari kampus. Itu kayak nebelin wawasan lagi. 


Di waktu yang singkat itu yang bikin aku kagum dari PPL ini adalah walaupun singkat tapi pelajarannya ngena banget. Singkat, berbobot, dan sesuai dengan prodi. Makanya kenangannya banyak banget si. Sampai sekarang, momen itu jadi momen yang berkesan. Kesan yang membuat aku menulis banyak plan untuk melakukan target selanjutnya. Satu penghormatan untuk BQ yang melayani kami dengan sangat maksimal, you're so great full! Sampai jumpa BQ, jumpa lagi Jakarta, catatan 10 hari ini bukanlah kiasan biasa. Yang mungkin mudah untuk ditulis. Memang benar kata pak Agus "Kitanya hilang dari BQ, tapi sampai kapanpun kita menjauh dari BQ, tetep BQ ngga akan hilang dari hati kita."


#salam -eits, mau spill dokumentasi dikit yah. hehe..

Potret kota Jakarta

Museum Sejarah Indonesia di PERPUSNAS

Potret di depan gedung PERPUSNAS

Pajangan lukisan di PERPUSNAS 

Koleksi buku di PERPUSNAS

Tugu monas dilihat dari lantai 21 PERPUSNAS

Fotbar bareng temen sekamar di depan Bund. HI

Fotbar seangkatan kelas, pendamping dan guru

Suasana Ahad pagi di lingkup BQ

Taman "Halaman Tujuh"

Yayasan Lentera Hati Prof. M. Quraish Shihab

Selfie di depan PSQ dong, hehe

Al-Qur'an terbesar dari Wonosobo di Museum Bayt Al-Qur'an

Wujud Al-Qur'an ukuran besar di Museum Bayt Al-Qur'an

Pajangan quotes tokoh-tokoh berpengaruh Indonesia di Museum Bayt Al-Qur'an

Pajangan patung toleransi di Museum Bayt Al-Qur'an

di depan bangunan rumah adat TMII, hehe

Potret naik sekuter di TMII

Fotbar angkatan 20 PPL PSQ Jakarta

Fotbar seluruh angkatan bersama Syarifah Nasywa Shihab

Potret kelas kepenulisan malam di roof top BQ

Suasana di kelas

Bonus dapet es gratis setelah materi, alhamdulillah






Komentar

Postingan Populer